Berita KPU Kab Klaten

KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota se Jawa Tengah Adakan Audensi dengan KPU RI

Jawa Tengah menjadi tolok ukur tersendiri pada penyelenggaraan pemilu maupun pilkada serentak Tahun 2024

 

Jakarta - Jawa Tengah sebagai provinsi yang sangat strategis sekaligus cukup besar menjadi tolok ukur tersendiri pada saat penyelenggaraan pemilihan baik Pemilu maupun Pilkada. Selain karena mudah dan banyaknya akses informasi serta akses lainya, Jawa Tengah juga banyak melahirkan dan memunculkan tokoh-tokoh nasional, sehingga wilayah ini menjadi wilayah strategis secara politik. Oleh karena itu, pelaksanaan Pemilu maupun Pilkada di Jawa Tengah menjadi "palagan" yang menarik dan tidak jarang memanas. Situasi demikian membutuhkan KPU selaku penyelenggara teknis pemilu yang tangguh dan memahami situasi sosial masyarakat serta peta politik pada wilayah tersebut.

 

Pernyataan itu disampaikan August Mellaz, Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU RI saat menerima audiensi KPU Provinsi Jawa Tengah dan KPU Kabupaten/Kota se Jawa Tengah pada hari Selasa, 11 Maret 2025. August Mellaz menambahkan, Pemilu dan Pilkada 2024 menjadi salah satu bukti bahwa Jawa Tengah dan 35 kabupaten/kota masih menjadi  pusat perhatian banyak pihak karena situasi politik dan masyarakat yang sangat dinamis. Beberapa calon  pemimpin nasional berasal dari Jawa Tengah dan sebaliknya beberapa tokoh nasional berebut suara di Jawa Tengah. Situasi ini sekaligus menjadi bukti bahwa KPU Provinsi dan Kabupaten/Kota se Jawa Tengah mampu menyelenggarakan pemilu dan pilkada 2024 dengan baik dan patut diapresiasi.

 

“Saat ini KPU RI secara terus-menerus melakukan penyesuaian pada beberapa hal pasca tahapan pilkada 2024. Hal ini dilakukan dalam rangka perbaikan penyelenggaraan Pemilu pada masa mendatang. Salah satu yang menjadi  fokus bahasan adalah dengan memaksimalkan teknologi informasi dan aplikasi yang mempermudah serta mempercepat teknis penyelenggaraan. Hal ini dimaksudkan agar lebih akses kepada masyarakat dapat menjadi lebih cepat, akuntabel, efektif, dan efisien,” kata August Mellaz.

 

Lebih lanjut August Mellaz menuturkan, Divisi Sosdiklihparmas harus mampu memgambil banyak peran secara kelembagaan meskipun di luar tahapan. Wajah KPU sangat bertumpu pada divisi yang berbuhungan dengan public ini. Untuk itu, para komisioner KPU terutama Divisi Sosdikliparmas harus terus mau meningkatkan kualifikasi pribadi untuk bisa menjaga eksistensi dan komunikasi secara baik dengan pihak terkait dan masyarakat.

 

Akmaliyah selaku Kadiv Sosdiklihparmas KPU Jawa Tengah pada kesempatan itu menyampaikan,  penyelenggaraan pilkada di Jawa Tengah secara umum berlangsung dengan baik. Meskipun demikian, Akmaliyah tidak menampik, ada beberapa wilayah kabupaten sempat ‘menghangat’ terutama pada saat pelaksanaan debat public. Namun, semua itu pada akhirnya bisa selesai tanpa menyisakan residu permasalahan.

 

“Memang ada empat gugatan PHP di Jawa Tengah. Yakni, satu gugatan di tingkat provinsi, dan tiga gugatan yang terjadi di Kabupaten Klaten, Pemalang, dan Kota Semarang. Namun tiga di antaranya dicabut, dan Kabupaten Pemalang dinyatakan dismissal,” tambah Akmaliyah.

 

Akmaliyah menambahkan, masih ada beberapa agenda yang sudah dan akan dilaksanakan. Di antaranya adalah Bimtek pengelolaan media sosial, pelatihan kehumasan, juga menyusun buku baik oleh  provinsi maupun beberpa kabupaten seperti Klaten, Magelang, Batang dan Kota Surakarta.

 

Dalam kesempatan ini, Muhammad Ansori, Kadiv Sosdiklihparmas dan SDM KPU Kabupaten Klaten, mewakili Divisi Sosdiklihparmas Kabupaten/ Kota se Jawa Tengah menyampaikan, perlu disusun kurikulum pendidikan pemilih dengan melibatkan perwakilan lintas segmen pemilih. Perlu diadakan juga riset untuk meningkatkan kualitas pemilu ke depan.

 

Di akhir audensi itu, August Mellaz memberikan beberapa tanggapan sekaligus pesan. “Penyelenggara pemilu harus tetap paham dan melek atas perkembangan situasi dan isu-isu politik. Penyelenggara pemilu harus menyampaikan seluruh aktivitas KPU kepada Masyarakat. Dengan demikian, KPU tetap bisa menjadi pusat pengelatuhan dan pengalaman kepemilan yang menarik. *** (Ansori)

Bagikan:

facebook twitter whatapps

Telah dilihat 403 kali