.jpg)
Lomba Menulis Artikel: ANDAI AKU JADI BUPATI KLATEN oleh UCIK NUGROHO
Transformasi Klaten sebagai Smart City: Integrasi Teknologi dan Pelayanan Publik Oleh: Ucik Nugroho - UNIVERSITAS GADJAH MADA Kabupaten Klaten merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah dengan potensi alam, budaya dan sumber daya manusia yang beragam. Terletak strategis di antara dua kota besar, yaitu Yogyakarta dan Surakarta. Klaten memiliki peluang untuk berkembang lebih pesat sebagai kawasan penyangga dengan berbagai sektor yang mendukung kemajuan daerah. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, luas wilayah Kabupaten Klaten sekitar 658,20 km2 dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 1,2 juta jiwa. Sebagian besar wilayah ini terdiri atas lahan pertanian, dengan sektor agraris menjadi mata pencaharian utama bagi masyarakat Klaten. Dikenal sebagai salah satu daerah penghasil padi dan hasil pertanian penting lainnya di Jawa Tengah, Klaten memiliki tanah yang subur dan dialiri oleh sungai-sungai, seperti Kali Pusur di Kecamatan Polanharjo. Sungai ini memiliki panjang sekitar 30 kilometer yang mengaliri tiga kabupaten, dimulai hulu dari Desa Pagerjurang, Kecamatan Musuk, Kabupaten Boyolali, Kabupaten Klaten sampai hilir masuk wilayah Kabupaten Sukoharjo. Selain potensi agraris, Klaten juga dikenal dengan kekayaan budaya dan pariwisatanya. Situs sejarah seperti Candi Prambanan, Candi Sewu, Candi Plaosan, dan Tradisi Sebar Apem atau biasa disebut Yaqowiyu. Sumber mata air alami atau biasa disebut umbul menjadi destinasi wisata yang menarik wisatawan domestik maupun mancanegara, salah satunya Umbul Ponggok. Eksistensi umbul di Klaten menjadikan kabupaten ini dijuluki sebagai kota seribu umbul. Namun, Klaten juga menghadapi sejumlah tantangan, seperti tingkat kesejahteraan petani yang perlu ditingkatkan, keterbatasan infrastruktur untuk mendukung perkembangan pariwisata dan kebutuhan akan modernisasi pelayanan publik agar lebih efisien dan transparan. Sebagai kabupaten yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Tengah, Klaten memiliki potensi alam yang luar biasa. Sebagian besar lahan di Kabupaten Klaten sekitar 51% dari total 658,20 km2 luas wilayahnya digunakan sebagai lahan pertanian. Hal ini menjadikan Klaten menjadi salah satu daerah lumbung padi di Jawa Tengah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Klaten, produksi padi di Klaten pada 2021-2023 menghasilkan lebih dari 300.000 ton per tahun. Selain padi, komoditas lainnya adalah jagung, kedelai, tembakau serta berbagai jenis sayuran dan buah-buahan. Aktivitas agraris yang cukup tinggi memberikan pekerjaan bagi lebih dari 40% penduduk di Kabupaten Klaten yang tersebar di 26 kecamatan. Meski produktivitas pertanian cukup tinggi tetapi petani di Klaten masih menghadapi berbagai tantangan, seperti fluktuasi harga hasil panen, keterbatasan akses terhadap teknologi modern dan sistem irigasi yang belum sepenuhnya optimal. Sebagian besar lahan pertanian masih bergantung pada curah hujan yang berdampak pada ketidakstabilan hasil panen ketika terjadi musim kemarau panjang. Akan tetapi luas lahan sawah di Klaten setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal ini selaras dengan peningkatan jumlah penduduk dan sektor non pertanian yang memerlukan lahan sehingga terjadi alih fungsi lahan sawah ke non sawah. Menurut penelitian Nurrahma et al. (2024) menyatakan bahwa laju alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Klaten selama tahun 1990-2019 mengalami alih fungsi lahan sawah yang fluktuatif dengan luas penurunan lahan sawah sebesar 5,5% atau sebesar 2.155 ha dan rerata laju konversi sebesar 0,18% dengan alih fungsi lahan sawah 71,3 ha....................... Lomba Menulis Artikel: ANDAI AKU JADI BUPATI KLATEN oleh Ucik Nugroho selengkapnya dapat dilihat dan diunduh [DISINI]